Selain itu, saya juga penasaran dengan teh telor bertingkat, kalau dalam bahasa Padang-nya "teh talua balenggek'. Minuman ini sudah memasyarakat di ranah Minang sejak ratusan tahun lalu, namun belum dipatenkan sebagai minuman khas Sumatra Barat. Rasanya sih, sama saja dengan teh telur kebanyakan, namun yang membedakan adalah layer dalam gelasnya, yakni terdapat 4 layer dalam satu gelas. Pembuatannya juga sederhana, biasanya berbahan dasar kuning telur bebek atau ayam negri (ayam kampung) yang dikocok hingga mengambang kemudian diseduh dengan teh. Namun, disini sama menemukan keunikan lagi, jika bisanya teh telur menggunakan sendok sebagai pengaduknya, maka kali ini menggunakan kayu manis.
Teh Talua Balenggek |
Setelah mencicipi teh talua balenggek, akhirnya rasa lelahpun tiba. Duduk di alun-alun Jam Gadang adalah solusi terbaik. Dan tak lupa juga saya memotret sebuah hal yang paling saya sukai waktu kecil, yaitu Bendi. Bendi adalah kendaraan tradisional yang banyak digunakan pada masa lampau, dengan kuda sebagai penarik utamanya. Ya, kalau di tempat lain dikenal juga dengan nama Andong, Delman, atau Cidomo. Saya teringat akan moment masa kecil ketika saya sering diajak keliling kota sama orang tua.
Dan malampun menghampiri, sayapun melanjutkan perjalanan ke kampung teman yang berada sekitar 45km dari Kota Bukittinggi, yaitu Batusangkar.
Bendi |
Sebenarnya ini tak terlalu direncanakan, tapi berhubung lagi ada acara syukuran keluarga, saya dan teman-teman menyempatkan untuk makan gratis. Iya, gratis. Nyahahahahhahaha *becanda, ding!
Batusangkar merupakan nama ibu kota dari Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Disini sangat banyak terdapat peninggalan-peninggalan nenek moyang orang Minangkabau seperti prasasti-prasasti. Dan juga terdapat sebuah Istana Pagaruyung, Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat. (*keterangan lengkapnya disini Istano Basa dan Kerajaan Pagaruyung )
"Di Batusangkar ngapain? Kan cuma semalam..." Hmmm...
Gak ngapa-ngapain kok, cuma pesta duren doang. Yes, I Love Durian! Nyahahahaha.. Ceritanya malam Minggu di Batusangkar, kebetulan kampung halaman teman saya tidak terlalu jauh dari pasar, dan saya menyempatkan diri ke pasar bareng teman-teman. Dan gak taunya, durian di Batusangkar sedang musimnya. Sayapun tak melewatkan moment ini bersama teman-teman untuk menikmati durian ditemani sejuknya udara malam Batusangkar.
Oh, iya.. Sebelum balik lagi ke perantauan tak lupa juga saya mengunjungi Pasir Jambak, salah satu objek wisata yang terabaikan. :'(