Lombok Part Dua (III)

Setelah menikmati tiga gili, saya melanjutkan perjalanan ke Lombok Tengah yang tepatnya ke Desa Sade. Lalu apa istimewanya Desa Sade? Desa Sade merupakan desa Sasak asli yang masih dipertahankan keasliannya. Desa Sade terletak di daerah Rembitan tak jauh dari Kota Mataram, Lombok. Dari arah Bandara Udara Internasional Lombok, Desa Sade sudah tak begitu jauh lagi, sekitar kurang setengah jam perjalanan dengan bis. Di desa Sade, saya masih bisa menyaksikan bentuk rumah Sasak asli yang beratap ijuk dengan tradisi masyarakat setempat yang masih asli. Meski letak desa itu tepat di pinggir jalan raya yang beraspal mulus dan banyak dilalui oleh kendaraan bermotor, Sade tetap bertahan sebagai desa asli suku Sasak. Modernisasi yang menyerbu Pulau Lombok sepertinya tak kuasa memengaruhi desa tersebut.


Alhamdulillah sekali rasanya saya bisa menyambangi sebuah desa yang merupakan sebuah aset sejarah yang dari pulau Lombok. Bagaimana tidak, mereka bisa mempertahankan keasliannya ditengah kemajuan zaman. Luar biasa! Bahagianya saya tidak cukup sampai disitu, kebetulan sekali ketika saya sampai di Desa Sade ada acara Nyunatang. Apa itu Nyunatang? Menurut salah seorang pengamat budaya, yang sekaligus Kepala Desa Tanjung, Lombok Utara, Datu Tashadi Putra, tradisi Nyunatang sendiri selain merupakan acara adat, juga termasuk sebagai acara keagamaan. Karena  Suku Sasak di Lombok mayoritas beragama Islam, dimana dalam ajarannya diwajibkan bagi seorang anak laki – laki agar di khitan, atau di sunat.

Upacara Nyunatang
Bagi masyarakat Sasak, upacara nyunatang biasa dilaksanakan pada hari kamis, saat puncak acara Maulid. Itu karena erat kaitannya dengan kelahiran Nabi Muhammad. Bermakna simbolis memang. Dari pengaturan, pembentukan, hingga pembinaan fase awal untuk menjadi muslim. Itu sebabnya, Nyunatang dirangkaikan dengan peringatan akhir kelahiran Nabi Muhammad.

Dan beruntung juga saya dan teman-teman diberi kesempatan untuk mengenakan pakaian adat Lombok. Setidaknya, bisa merasakan sebuah hal yang rasanya diluar perkiraan saya. Sungguh bahagianya!

Me-narsis-kan diri (lagi)
Setelah puas mengelilingi Desa Sade dan melihat tradisi penduduk setempat, saya dan teman-teman ingin melihat lukisan Tuhan yang mengesankan di Lombok Tengah, yaitu Tanjung Aan. Sebuah pantai yang berada satu garis dengan Pantai Kuta, Lombok Tengah (Mandalika).. Apa bagusnya? Lanjuuuut?? boleh, kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar